Tentang Profesor, Keluhuran Ilmu, dan Budi Pekerti
Seiring perkembangan dunia pendidikan yang diikuti pula dengan meningkatnya jumlah orang pandai di Indonesia, hal itu tidak dapat lepas dari peranan tenaga pengajar dalam dunia pendidikan, dari mulai guru TK, SD, SMP, SMA, Dosen Perguruan tinggi, hingga para Profesor dalam berbagai bidang keahlian.
Khusus untuk yang saya sebut terakhir yaitu Profesor saya punya sedikit ulasan menarik, namun sebelumnya mohon dukungan untuk gerakan anti kebakaran dengan slogan "Kecil Jadi Kawan, Besar Jadi Lawan". Oke, kita lanjut pada uraian Tentang Profesor, Keluhuran Ilmu, dan Budi Pekerti, simak saja selengkapnya berikut ini:
Jaman dahulu kala, ketika murid-murid Socrates menjulurkan sederetan soal-soal tentang siapa dan bagaimana cara menemukenali ciri-ciri seorang profesor?.
Bapak filsafat itu menjawab, profesor itu seseorang yang sangat bijaksana, meluruskan hal-hal yang keliru menjadi tidak keliru, salah menjadi benar, subyektif menjadi obyektif, lengkung menjadi lurus. Profesor memiliki ilmu yang tinggi dan piawai mendesain serta memodifikasi otak orang menjadi berpengetahuan lebih baik, marancang hati orang menjadi lebih lembut, dan menciptakan perilaku orang lebih manusiawi.
Ciri personal lainnya adalah gemar menebar senyuman kepada orang yang mengenalnya dan yang dikenalinya, positive thinking, dia menganggap setiap orang adalah inspirasi ilmunya. Ciri fisiknya umumnyan tak muda lagi, memakai banyak kacamata, cara berpakainnya bersahaja dan suaranya lembut serta pelan. Orangnya sejuk, menuntun orang dengan toga kesabarannya, melayani orang dengan jubah rendah hatinya dan gelar guru besarnya sanggup memproduksi orang berpengetahuan “kecil” menjadi sedikit lebih besar, membimbing orang sesat sampai tak tersesat lagi. Profesor gemar sekali menghasilkan hal-hal yang baik dan bermanfaat kepada orang banyak. Profesor tak pernah mengecewakan orang lain.
Itu jawaban Socrates kepada muridnya.
Gimana? Luar biasa bukan arti Profesor itu?
Ternyata seorang profesor sangatlah baik, setia setiap saat menjadi sandaran banyak orang ketika lagi tersesat.
Lantas, mengapa banyak orang begitu takut, segan, rada-rada cemas dan tidak yakin diri ketika akan bertemu professor?.
Lantas, mengapa banyak orang begitu takut, segan, rada-rada cemas dan tidak yakin diri ketika akan bertemu professor?.
Jawabnya mungkin variatif, bisa karena profesornya arogan, menganggap orang lain kecil, mendudukkan dirinya lebih tinggi dibanding manusia lain, merasa serba tahu dan self oriented. Jawaban seperti ini sangatlah khilaf.
Jika Anda merasa grogi dan ketakutan berjumpa dengan seorang profesor, maka ubahlah persepsi Anda yang khilaf dan keliru dalam menilai seorang profesor. Geserlah persepsi itu dari seorang profesor yang berkepribadian menakutkan menjadi seorang profesor yang hangat, dari seorang profesor yang saklek menjadi seorang yang bijaksana, baik dan penyabar.
Dan, terakhir jangan lupa untuk selalu ramah dan murah senyum ketika bertemu orang lain.
Senyum itu Luar Biasa
Senyum itu sedekah
Senyum itu bahagia dan membahagiakan
Senyum itu menarik simpati
Senyum itu sehat dan menyehatkan
Senyum itu cantik dan gagah
Senyum itu menghilangkan marah
Senyum itu menenangkan pikiran
Senyum itu mudah tapi butuh pembiasaan
Senyum itu butuh niat dan rencana
Senyum itu perlu latihan di depan cermin
Senyum itu sangat penting diperbanyak terutama kepada istri/suami/anak-anak.
Senyum itu sedekah
Senyum itu bahagia dan membahagiakan
Senyum itu menarik simpati
Senyum itu sehat dan menyehatkan
Senyum itu cantik dan gagah
Senyum itu menghilangkan marah
Senyum itu menenangkan pikiran
Senyum itu mudah tapi butuh pembiasaan
Senyum itu butuh niat dan rencana
Senyum itu perlu latihan di depan cermin
Senyum itu sangat penting diperbanyak terutama kepada istri/suami/anak-anak.
Semoga tulisan singkat Tentang Profesor, Keluhuran Ilmu, dan Budi Pekerti ini dapat bermanfaat. Dukung juga "Javahostindo Web Hosting Indonesia".
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar