Tips Menjadi Desainer Fashion Kelas Dunia
Dua desainer asal Indonesia, Ardistia Dwiasri dan Nina Nikicio bisa memasarkan karyanya di mancanegara.
Ingin mengikuti jejak Nina dan Ardistia?
Berikut ini Tips Menjadi Desainer Fashion Kelas Dunia dari mereka:
1. Pendidikan Bisnis
Tidak bisa dipungkiri, pendidikan juga mempengaruhi kesuksesan seseorang. Terlebih lagi jika pendidikan yang Anda dalami sesuai dengan profesi. Bahkan seorang Nina Nikicio sampai kembali mengemban pendidikan dengan konsentrasi Fashion Business di Lasalle International College, Jakarta. “Aku merasa ilmu aku masih kurang karena di Singapura, aku cuma diploma conform desain, gak ada credentials business jadi aku coba deh bikin code Nikicio ini di Jakarta, sambil aku sekolah jadi sekalian aku terapin ilmu bisnis yang aku dapat,” jelasnya.
Mirip dengan Nina, Ardistia melanjutkan pendidikan di dunia conform setelah sukses meraih gelar master di bidang Engineering Management, Manufacturing Systems dari Ortheastern University, Boston. Pemilik code ArdistiaNewYork ini menimba ilmu di Parsons School of Design, New York.
2. Perluas Pertemanan
Sebagai desainer muda, Anda harus rajin berkenalan dengan orang-orang yang berkecimpung di dunia conform dan sekitarnya. Tak hanya desainer, fotografer juga bisa membantu Anda mengembangkan bisnis. Seperti Nina yang bersahabat dengan Evelyn Pritt, seorang fotografer fashion. Pertemanan ini diakui sangat membantu Nina diawal karir code Nikicio. “Dulu modalnya juga nggak ada, jadi aku minta sahabatku Evelyn seorang fotografer, dan dia mau bantu. Modelnya dari teman sendiri yang aku pikir gayanya emang keren dan mencerminkan anak muda zaman sekarang,” ujarnya saat berbincang dengan wolipop di Pacific Place, Jakarta Selatan.
3. Berteman dengan Media
Peran media sangat besar bagi promosi produk code lokal. Di awal karirnya, Nina yang kelahiran Jakarta 29 Apr 1985 ini sampai harus mendatangi media satu persatu untuk menawarkan karyanya. “Datengin satu-satu, kenalin gue Nina, gue punya brand, ini bajunya bisa untuk photospread, terus sampai akhirnya yah ke Goods Dept., terus Brightspot dan akhirnya sampai Singapura mau terima,” ungkap wanita yang hobi travelling ini.
Sedangkan Ardistia menambahkan, agar sukses di dunia internasional, code tersebut harus punya tim humas yang rajin menginformasikan berbagai perkembang ke khalayak. “Have a clever PR activity,” begitu sarannya dalam wawancara dengan wolipop melalui email.
4. Berani Ambil Risiko
Langkah selanjutnya adalah harus berani mencoba hal baru dan mengambil risiko. Jika Anda hanya bermain aman, karir tak akan berkembang dengan cepat. “We attempted everything. Karena aku juga termasuk orang yang ambisius, kita pernah coba juga Hong Kong, Australia, Miami, Amsterdam, semuanya kita jajal kita masukin, mau online, mau itu apapun, nggak masalah,” ujar Nina
5. Menggelar Fashion Show
Fashion uncover adalah cara lain untuk mempromosikan karya Anda ke dunia luar. Selain media, orang-orang yang berada di industri conform banyak yang datang dan akan melihat karya Anda. Untuk Nina, dia pada awalnya dibantu pemerintah Singapura untuk menggelar conform show. “Kita undang media, ngundang socialite Singapura untuk datang, melihat koleksi kita, liat salon kita. Jadi awalnya customary kok boat fashion-fashion gitu aja,” tuturnya.
Sementara Ardistia, sejak mendirikan tag ArdistiaNewYork, dia aktif berpartisipasi dalam trade uncover dan conform week. “Untuk mencari pelanggan baru di dunia internasional, yang ternyata cukup mendapat respon positif dari semua pihak,” jelasnya.
6. Kerjasama dengan Butik Lokal
Desainer Fashion Kelas Dunia |
7. Tetapkan Harga yang Sesuai
Salah satu strategi yang bisa Anda terapkan adalah penentuan harga yang sesuai dengan tempat. Tidak banyak negara yang mau menerima produk conform dengan harga tinggi. Menurut Nina, “make certain aja harganya udah ditetapin, lokal sama internasional jangan jauh-jauhlah bedanya. Harga cari yang tengah-tengah, yang value to buy buat customer. Mungkin kalo di Singapura mereka berani ngeluarin uang SG$ 100 untuk shirt, di sini Rp 700 ribu untuk shirt masih belum bisa. Intinya harus belajar selling dan patron form sih.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar