Cinta Kan Membawamu Ke Sukses
Seorang motivator di Indonesia Mario Teguh pernah mengatakan “Kerjakanlah yang kau cintai, cintailah yang kau kerjakan, dan kehidupan akan mencintaimu”, hal itu tidaklah berlebihan memang, karena jika kita cari akan banyak sekali kita temukan kisah sukses yang berawal dari kecintaan pada apa yang dilakukan, lalu berlanjut hingga taraf yang mengagumkan.
Bukan hanya dalam hal besar, sejatinya semua hal yang kita lakukan akan lebih mungkin sukses dan berhasil jika dilandasi rasa cinta. Saya punya sebuah kisah bagus dibawah ini:
Seorang santri dari Indonesia menuntut ilmu di Rubath Tarim pada zaman Habib Abdullah bin Umar Asy-Syathiri. Setelah di sana 4 tahun, santri itu minta pulang. Dia pamit minta izin pulang kepada Habib Abdullah.
“Habib, saya mau pulang saja.”“Lho, kenapa?” tanya beliau.
“Bebal otak saya ini. Untuk menghafalkan setengah mati, tidak pantas saya menuntut ilmu, saya minta izin mau pulang.”Habib Abdullah berkata “Jangan dulu, sabar.”
“Sudah Bib, saya sudah empat tahun bersabar, sudah tidak kuat, lebih baik saya menikah saja.”
Lalu beliau berkata “Sebentar, saya mau mengetes dulu bagaimana kemampuanmu menuntut ilmu.” santri itu menjawab “Sudah bib, saya menghafalkan setengah mati, tidak hafal- hafal.”
Habib Abdullah kemudian masuk ke kamar, mengambil surat-surat untuk santri itu. Pada masa itu surat-surat dari Indonesia ketika sampai di Tarim tidak langsung diberikan. Surat tersebut tidak akan diberikan kecuali setelah santri itu menuntut ilmu selama 15 tahun.Kemudian Habib Abdullah menyerahkan seluruh surat itu kepadanya, kecuali satu surat.
Setelah diterima, dibacalah surat-surat itu sampai selesai. Satu surat yang tersisa kemudian diserahkan.
“Ini surat siapa?” tanya Habib.“Owh, itu surat ibu saya.”
“Bacalah!”
Santri itu menerima surat dengan perasaan senang, kemudian dibacanya sampai selesai.
Saat membaca, kadang dia tersenyum sendiri, sesekali diam merenung, dan sesekali dia sedih.
“Sudah kamu baca?” tanya beliau lagi.
“Sudah ya habib.” “Berapa kali?” tanya beliau.
“Satu kali ya habib."
“Tutup surat itu! Apa kata ibumu?”
“Ibu saya berkata saya disuruh mencari ilmu yang bener, bapak sudah membeli mobil baru. Adik saya sudah diterima bekerja di sini, dan lain-lain.”
Isi surat yang panjang itu dia berhasil menceritakannya dengan lancar dan lengkap. Tidak ada yang terlewatkan.
“Baca satu kali kok hafal? Katanya bebal gak hafal-hafal, sekarang sekali baca kok langsung hafal dan bisa menyampaikan.” kata Habib dengan pandangan serius.
Santri itu bingung tidak bisa menjawab. Dia menganggap selama ini dirinya adalah seorang yang bodoh dan tidak punya harapan. Sudah berusaha sekuat tenaga mempelajari ilmu agama, dia merasa gagal. Tetapi membaca surat ibunya satu kali saja, dia langsung paham dan hafal.
Habib Abdullah akhirnya menjelaskan kenapa semua ini bisa terjadi.
Cinta adalah energi |
Beliau mengatakan:
ﻷﻧﻚ ﻗﺮﺃﺕ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺃﻣﻚ ﺑﺎﻟﻔﺮﺡ ﻓﻠﻮ ﻗﺮﺃﺕ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻧﺒﻴﻚ ﺑﺎﻟﻔﺮﺡﻟﺤﻔﻈﺖ ﺑﺎﻟﺴﺮﻋﺔ
“Sebab ketika engkau membaca surat dari ibumu itu dengan perasaan gembira. Ini ibumu, coba jika engkau membaca syariat Nabi Muhammad Saw dengan bahagia dan bangga, ini adalah Nabiku, niscaya engkau sekali baca pasti langsung hafal. ”
Demikianlah, banyak saudara-saudara kita (atau malah kita sendiri) yang tanpa sadar mengalami yang dirasakan santri dalam kisah di atas.
Semoga setelah membaca kisah itu kita dapat mengambil pelajaran untuk mulai melakukan pekerjaan kita dengan cinta, melakukan sesuatu dengan cinta akan meningkatkan kemungkinan kesuksesan pada apa yang kita lakukan.
Terakhir sebelum menutup catatan ini, saya cuplik kalimat bijak dari Steve Jobs, seorang pengusaha sekaligus intelektual terkemuka di dunia;
“The only way to do great work is to love what you do".
Salam sukses untuk anda semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar