Terapi Warna, Apakah Terbukti Efektif?
Pada sebuah broadcast yang menyebar di WA Group terdapat pendapat yang menyatakan bahwa warna merah sebaiknya dihindari, karena ada riwayat dalam Islam yang melarang, bahkan secara extrim dikatakan bahwa warna merah adalah warna setan, karena konon setan memakai pakaian berwarna merah.
Kemudian belakangan juga muncul kabar viral tentang seorang anak kecil yang sakit lalu dilakukan terapi warna, mereka menyebut terapi sujok, yaitu dengan mencoret-coret jempol kaki dan jempol tangan dengan spidol warna biru, konon cara itu dapat meredakan sakit.
Titik pusat terapi warna |
Ketika membaca hal itu hal pertama yang saya lakukan adalah verifikasi. Saya berharap anda juga ketika mendapat broadcast apapun itu jangan langsung percaya apalagi ikut menyebarkannya, bijak jika kita verifikasi terlebih dahulu, tanya orang yang kompeten atau minimal searching di Google untuk mencari keterangan yang benar dan berimbang.
Cek Fakta
Warna memiliki gelombang tertentu yang diterima tubuh melalui jalur energi. Dengan memberi warna tertentu, maka tubuh akan menerima energi, yang digunakan sebagai bentuk terapi di bagian yang sakit.
Menurut mereka yang percaya, warna merah, hijau, oranye, kuning, dan biru dalam terapi Sujok memiliki fungsi yang berbeda. Warna merah memiliki sifat menguatkan, warna oranye memiliki sifat menggerakkan, warna biru bersifat menahan/menurunkan, warna kuning digunakan untuk antalgesik/nyeri, dan warna hijau digunakan untuk peradangan.
Demikian beberapa fakta yang saya temukan di beberapa website.
Selain membaca puluhan web yang membahas tentang warna, saya juga buka lagi koleksi buku saya yang membahas tentang warna.
Healing with music and colour |
Misalnya:
- Warna merah memiliki karakteristik mandiri, kepemimpinan, dan kekuatan fisik. Dalam terapi kesehatan warna merah disebut-sebut dapat mengobati anemia, melancarkan sirkulasi dan metabolisme tubuh, juga mengatasi kekurangan tenaga.
- Dan masih banyak penjelasan mengenai warna lain, termasuk warna biru. Disini saya tulis tentang warna merah saja terkait dengan broadcast yang saya terima dan ingin saya cari faktanya.
Hati-Hati
Selain itu si penulis juga mengingatkan bahwa bagi sebagian orang warna merah mungkin berefek berlebihan, over-aktiv, kasar, bahkan bengis. Berangkat dari itu maka saran penulis dalam terapi warna bagi orang depresi, lesu, putus asa, sebaiknya tidak langsung menggunakan warna merah, namun secara bertahap dari warna yang lebih soft seperti kuning, lalu naik ke oranye, dan terakhir nanti baru ke warna merah.
Jika warna merah identik dengan sikap aktif, power, dan optimisme, lantas apa lawan dari merah?
Johann Wolfgang Von Goethe (seorang novelis, sastrawan, humanis, ilmuwan, dan filsuf Jerman. Goethe adalah salah satu dari tokoh terpenting dalam dunia sastra Jerman dan Neoklasisme dan Romantisisme Eropa pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19). Beliau dalam bukunya yang terkenal "Geothe's Theory of Color" mengatakan bahwa anti-tesis warna merah adalah warna putih dan hitam.
anti-tesis warna merah adalah warna putih dan hitam - JW. Von Goethe -
Saya curiga dulu para pendiri bangsa kita juga telah memiliki pemahaman tentang warna dengan sangat baik, sehingga warna bendera kitapun dipilih merah sebagai power atau keberanian dan untuk meredam efek buruknya ditambahkan "penawar" yaitu warna putih.
Pada peradaban yang lebih tua. Dalam peradaban lain, di Mesir misalnya, warna merah melambangkan kejantanan, kehidupan, kehangatan, bahkan mara-bahaya. Di Mesir kuno seorang pria digambar berwarna coklat (yang dianggap sebagai bagian dari warna merah), sedangkan wanita digambarkan berwarna putih.
Kesimpulan tentang Terapi Warna
Akhirnya, dari berbagai literatur yang membahas tentang warna, saya tarik kesimpulan bahwa terapi warna adalah ilmu yang masih butuh riset lebih lanjut.
Terkait dengan broadcast yang viral beberapa waktu lalu, dapat saya katakan bahwa warna merah tidaklah seburuk seperti yang dituduhkan sekelompok orang Islam yang pendek akal minim literasi. Saya menemukan dalam literatur Islam sendiri telah disanggah tentang adanya larangan menggunakan warna merah. Merah tetap boleh dipakai, tidak haram.
Terkait dengan broadcast yang viral beberapa waktu lalu, dapat saya katakan bahwa warna merah tidaklah seburuk seperti yang dituduhkan sekelompok orang Islam yang pendek akal minim literasi. Saya menemukan dalam literatur Islam sendiri telah disanggah tentang adanya larangan menggunakan warna merah. Merah tetap boleh dipakai, tidak haram.
Selain dari sisi agama, seperti sudah saya uraikan diatas bahwa warna merah justru banyak sisi positifnya. Dia mewakili kekuatan yang positif bagi kita. Tentunya dalam kadar-kadar yang tepat/tidak berlebihan.
Sedangkan untuk warna biru, seperti yang digunakan dalam terapi sujok yang viral kabarnya beberapa waktu yang lalu, dapat saya katakan bahwa terapi itu mungkin saja valid, namun tidak (atau belum) dapat dijelaskan secara medis. Sehingga akan lebih tepat jika kita menyebutnya pseudo-sains, yang mungkin saja efektif pada sebagian kasus namun belum tentu juga akan efektif pada semua orang.
Semoga uraian ini dapat memperkaya wawasan kita semua.
Semoga uraian ini dapat memperkaya wawasan kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar