Harga Semakin Murah, Konsumsi Menggila, Bumi Semakin Rusak
Bank Central Amerika atau Federal Reserve Bank punya data historis yang menarik, begini:
Pada tahun 1901, rata-rata orang Amerika menghabiskan 76 persen penghasilannya untuk makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Kemudian, pada pertengahan 1990-an, persentase itu turun menjadi hanya 38 persen.
Apa sebabnya?
Ternyata karena kondisi ekonomi yang membaik, peningkatan income perkapita, dan karena secara umum harga-harga memang turun nilainya akibat dari meningkatnya produktivitas.
Contoh:
- Telepon seluler pada 1984 berharga lebih dari $ 4.000, atau sekitar 450 jam kerja. Pada tahun 1997 harganya jatuh hingga $ 120; hanya 9 jam kerja. Bahkan hari ini, ponsel kelas bawah bisa diproduksi dengan $ 20 atau 2 jam kerja.
- Tahun 1952, diperlukan biaya $ 350 atau 213 jam kerja memproduksi sebuah mesin AC “Air Conditioner” dan mendistribusikannya ke pembeli.
Kira-kira tahun 1997, biaya itu turun menjadi $ 299 saja, dan proses produksi telah turun hampir 90 persen, menjadi setara 23 jam.
Demikian juga untuk harga-harga bahan makanan, dan pakaian. Semakin hari semakin murah.
Batu Jasper Multi-Color (Foto pemanis, tidak ada hubungannya dengan isi artikel) |
Teknologi telah menyebabkan produk kini dapat dihasilkan dengan cycle produksi jauh cepat dan biaya jauh lebih murah serta kinerja jauh lebih baik.
Prof. Rita Gunter McGrath, seorang profesor strategi di Columbia Business School pernah mengatakan: "Semua Perusahaan kini ada disimpang jalan. Banyak revenue stream, aliran sungai kekayaan suatu bisnis yang telah puluhan bahkan ratusan tahun dibangun dan digeluti seolah kehilangan vitalitasnya, menemui jalan buntu dan terhuyung-huyung kehilangan pasar setianya".
Pesaing baru muncul jauh lebih kompetitif. Pemain Baru Mampu menemukan cara baru untuk lebih menekan cost atau biaya produksi.
Kini Pelanggan begitu terbiasa dengan efek ini sehingga mereka sekarang mengharapkan barang dan jasa yang mereka beli menjadi lebih baik dan lebih murah setiap tahun.
- Pertama, bagi produsen, mereka harus berlomba-lomba menghasilkan barang bagus tapi dengan harga murah. Jika gagal maka ditinggal konsumen. Sudah cukup banyak yang seperti itu nasibnya.
- Kedua, bagi konsumen, oleh karena harga barang makin murah maka gaya hidup masyarakat menjadi konsumtif. Gemar beli barang. Barang-barang sejenis saja punya banyak koleksi.
Coba anda cek berapa jumlah pakaian di lemari, berapa jumlah HP, berapa jumlah barang elektronik di rumah, dll.
- Ketiga, efek produksi dan konsumsi yang "besar-besaran" diseluruh dunia ternyata berdampak parah pada polusi. Kini polusi semakin mengkhawatirkan. Sampah pribadi dan rumah tangga, sampah pabrik dan industri, juga pencemaran udara semakin meningkat. Dalam jangka panjang bumi ini akan rusak.
Mungkin sudah saatnya kita sadar dan kembali hidup sederhana, jauhi pola hidup konsumtif, produksi dan konsumsi seperlunya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar