Filosofi Keris Bagi Pemiliknya
Keris Sangkelat. Koleksi pribadi penulis. |
Orang yang memiliki keris seyogyanya memahami filosofinya, bagaimana asal-usulnya, cara memperlakukan, hingga bagaimana merawatnya.
Dalam khazanah Jawa, keris disebut "dhuwung" atau "curigo" yang berarti hati-hati dan waspada. Tanggap waskita.
Keris tidak bisa dipandang hanya sebagai senjata, sarana ritual maupun ceremonial, tidak pula sebagai hiasan saja. Ia memiliki jiwa, bentuk tak kasat mata dari nilai adiluhung warisan kebudayaan bangsa.
Bahwa benar sampai hari ini masih banyak yang "risih" bila berurusan dengan keris, namun percayalah, itu semua hanya karena ketidaktahuan semata.
Dan akhirnya keris adalah "sipat kandel", senjata yang dibuat agar tak perlu digunakan.
"Sipat" artinya garis.
"Kandel" artinya tebal.
Ia garis tebal yang membentengi pemiliknya dari keburukan eksternal, juga internal yaitu memperturutkan hawa nafsu.
Ia dipenuhi makna filosofis supaya pemiliknya selalu ingat untuk berucap dan berperilaku mulia bijaksana, hingga tak ada yang tersakiti ataupun dirugikan olehnya.
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar