Pati Geni 500 Th. Orang Indonesia
Saya ajak anda untuk memikirkan beberapa hal berikut ini:
- Orang Amerika dulu, memainkan alat musik berupa gendang dan sejenis seruling. Terbuat dari kayu atau bambu.
- Orang Eropa dulu memainkan alat musik tiup, dari tanduk. Juga alat musik petik, seperti gitar, dibuat dari kayu dan tali.
- Orang Afrika dan Jazirah Arab, memainkan alat musik perkusi, dipukul atau ditabuh, semacam kendang atau terbang, terbuat dari kayu dan kulit.
- Lalu bangsa kita, orang Nusantara telah memainkan alat musik seperangkat gamelan, terbuat dari logam, seperti besi, tembaga, perak, juga kuningan, sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu.
Seperangkat Gamelan |
Gambaran tentang himpunan alat musik gamelan pertama ditemukan pada relief dinding candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah yang telah berdiri sejak abad ke-8. Relief tersebut menampilkan sejumlah alat musik termasuk suling, lonceng, kendang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik dawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut.
Artinya apa?
Bahwa bangsa kita sebenarnya telah memiliki IPTEKS yang tinggi sejak ribuan tahun yang lalu. Ketika bangsa-bangsa lain diseluruh dunia masih baru menggunakan logam untuk membuat senjata, pedang atau tombak, di Nusantara logam justru telah diolah menjadi alat musik.
Membangun seperangkat alat musik yang komplek dan indah tidak mungkin terjadi jika orang-orang Nusantara belum mapan secara IPTEKS.
***
494 tahun yang lalu Raden Maulana Makdum Ibrahim alias Sunan Bonang wafat. Beliau adalah salahsatu dari Wali Songo, menyebarkan syiar Islam di Pantura, terutama disekitar daerah Rembang hingga Tuban. Beliau masih hidup ketika awal mula bangsa-bangsa eropa mulai masuk dan hendak menjajah Nusantara.
Menyadari potensi bahaya dari para penjajah yang ingin mengeruk keuntungan dari masyarakat, terutama yang berkaitan dengan barang tambang berupa logam-logam, maka Sunan Bonang memerintahkan masyarakat kala itu untuk "pati geni" alias mematikan api.
Api yang dimaksud adalah api tungku pengolahan logam. Maka praktis sejak saat itu teknik rahasia pengolahan logam jadi berhenti. Ilmu metalurgi di-hibernasi. Tujuannya agar logam dan teknik-teknik rahasia pengolahannya tidak diambil oleh penjajah.
Mitos yang berkembang dikalangan spiritualis Jawa, menyatakan, bahwa kelak 500 tahun kemudian "pati geni" akan selesai, tungku boleh dinyalakan kembali, pengolahan logam bisa dilanjutkan lagi.
Kapan 500 tahun itu?
Jika kita hitung sejak wafatnya Sunan Bonang yaitu pada tahun 1525 maka 500 tahun berikutnya adalah tahun 2025.
Jika benar prediksi saya, maka nanti mulai tahun 2025 bangsa kita akan muncul sebagai bangsa unggul dalam metalurgi, dalam produksi logam, dan semua peralatan yang berbahan dasar logam. Kita akan tumbuh menjadi bangsa yang cerdas.
Penggalan Suluk Wujil, karya Sunan Bonang:
"Kerusakan di dunia ini muncul" "Karena amal perbuatanmu, dan karena ketiadaan cinta"
"Yang harus dimiliki ialah yang tidak dapat hancur"
"Yakni cinta dan makrifat, pengetahuan sempurna".
Pesan BJ. Habibie yang terkenal:
“Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup”.
Kata "cinta" pada 2 kalimat diatas, harus dimaknai sebagai cinta atas Tuhan.
Baik Sunan Bonang maupun BJ. Habibie sepakat bahwa kecerdasan kita tidak boleh berjalan liar tanpa kesadaran atas cinta ketuhanan.
Itulah level tertinggi kecerdasan yang harus bangsa ini capai.
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar