Rejuvinasi atau Penyegaran Pancasila
Setelah berhasil menyingkirkan atau menghilangkan ancaman terhadap Pancasila, langkah kita selanjutnya adalah penyegaran kembali atau rejuvinasi terhadap Pancasila. Beberapa pakar dan tokoh pernah menyatakan bahwa hingga hari ini Pancasila masih yang terbaik untuk Indonesia, posisinya tidak bisa dibandingkan dengan sistem lain.
Berikut saya tulis penuturan lisan para tokoh bangsa,sebagian lagi dari tulisan.
KH Wahab Hasbullah, salahsatu pendiri NU.
Beliau pernah menulis, bahwa negara dan agama itu seperti saudara kembar, tidak dapat disatukan, namun mereka saling melengkapi.
Apa Kata Dr. KH. As’ad Said Ali?
(Beliau adalah Wakil Ketua Umum PBNU periode 2010-2015, pernah menjadi WaKa BIN.)
"Pancasila bukan hanya sesuai dengan Islam, namun pasal-pasal dalam Pancasila adalah intisari ajaran Islam".
Apa kata Sidarto Danusubroto?
(Beliau adalah Anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015. Pernah menjadi Ketua MPR RI sejak 8 Juli 2013 hingga 1 Oktober 2014. Serta pernah menjadi ajudan (terakhir) Presiden RI pertama Ir. Soekarno. Selain itu diluar aktivitas kenegaraan beliau juga seorang tokoh/pemuka agama Katolik).
"Sistem negara kita sudah sangat maju. Dalam beberapa kali kunjungan ke eropa beliau acap kali mendengar ungkapan bahwa negara-negara eropa kagum dengan Pancasila. Bahkan Sri Paus di Vatikan pernah mengatakan bahwa Indonesia dengan Pancasila adalah best practise atau acuan terbaik untuk belajar mengelola negara yang majemuk. Indonesia selalu dijadikan model persatuan, perdamaian, dalam kebhinekaan. Pancasila selalu disebut ketika pembahasan-pembahasan tentang mengelola konflik karena kemajemukan masyarakat, termasuk dalam forum-forum Katolik di Eropa".
Bagaimana dengan Dahlan Iskan / Catatan Dahlan Iskan
(Mantan CEO Jawa Pos Group, juga pernah menjabat sebagai Menteri Negara BUMN serta Direktur PLN).
Salah satu pemikiran baru untuk mewujudkan keadilan sosial ala Pancasila terinspirasi oleh kesuksesan negara-negara Skandinavia. Tujuan dari sistem Pancasila sedikit banyak saat ini justru telah berhasil diaplikasikan oleh Skandinavia, tanpa label Pancasila tentunya. Dan juga tanpa label lain seperti kapitalis, sosialis, atau agama. Disanalah saat ini terjadi pemerataan ekonomi paling baik di dunia, konsep “sama rasa sama rata” ala komunis berhasil diterapkan, atau minimal relatif tercapai, dalam kondisi kemakmuran tentunya, bukan sama rasa sama rata dalam kemiskinan.
Prof Azyumardi Azra, rektor UIN Jakarta, pernah mengatakan:
"Sekarang ini mungkin kebangsaan kita rapuh, tidak sekuat pada masa awal kemerdekaan, kita seolah butuh kohesi baru. Pancasila perlu dimudakan lagi, perlu rejuvinasi, perlu revitalisasi, serta resosialisasi".
Kemudian seolah menjawab hal-hal tersebut diatas MMD initiative sebuah lembaga pengabdian, sosialisasi, gagasan, serta kegiatan, yang digagas oleh Bpk. Muh. Mahfud MD menyelenggarakan lagi Sekolah #PancasilaMuda angkatan ke-2.
Sekolah Pancasila Muda |
Setelah tahun lalu angkatan pertama suskes diselenggarakan di Jakarta, tahun ini Sekolah Pancasila Muda angkatan ke-2 dilaksanakan di Bogor. Saya sertakan foto saya (korban candid camera) ketika mengikuti acara tersebut sebagai pemanis tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar